Rabu, 24 September 2014

Pertemuan Keempat


SUBYEKTIVISME DAN OBYEKTIVISME
SUBYEKTIVISME
Pengtahuan dipahami sebagai keyakinan yang dianut oleh individu.
Ciri-ciri Subyektivisme:
·         Menggagas pengetahuan sebagau suatu keadaan mental yang khusus, misalnya sejarah dan seterusnya
·         Pengalaman subyektif sebagai titilk tolak pengetahuan dari data indrawi diri sendiri
·         Prinsip subyektif tentang alasan cukup
RENE DESCARTES: Cogito ergo sum cogitans: saya berpikir maka saya adalah pengada yang berfikir. Ketika Descartes bebrbicara mengenai “berpikir”, ia tidak bermaksdu secara eksklusif pada penalaran saja, tetapi melihat, mendengar, merasa, senang atau sakit, kehendak masuk dalam kegiatan berpikir.
REALISME EPISTEMOLOGIS berpendapat bahwa kesadaran menghubungkan saya dengan “apa yang lain” dari diri saya
IDEALISME EPISTEMOLOGIS berpendapat bahwa setiap tindakan mengetahui berakhir di dalam suatu ide, yang merupakan suatu peristiwa subyektif murni.

OBYEKTIVISME
Suatu pandangan yang menekankan bahwa butir-butir pengetahuan manusia mempunyai sifat dan ciri yang melampaui (diluar) keyakinan dan kesadaran individu (pengemat).
3 Pandangan Dasar Objektivisme:
1.       Kebenaran itu independen terlepas dari pandangan subjektif
2.       Kebenaran itu datang dari bukti faktual
3.       Kebenaran hanya bisa didasari dar pengalaman inderawi
Objektivisme itu bersifat “umum” dalam arti bahwa objek yang sama dapat dipersepsikan oleh pengamat yang jumlahnya tidak terbatas. Objek-objek itu bersifat permanen, baik untuk di persepsikan ataupun tidak.
Beberapa syarat yang harus di penuhi:
a.       Objek harus sesuai dengan jenis indera kita. Warna-warna infra merah tidak cocok bagi indera kita.
b.       Organ indera harus normal dan sehat. Misalnya buta, tuli atau buta warna. Tidak dapat melakukan penginderaan secara objektif.
c.       Karena objek ditangkap melalui medium, maka medium itu harus ada
Obyek Khusus merupakan data yang ditangkap hanya oleh satu indera
Obyek Umum merupakan data yang dapat ditangkap oleh lebih dari satu indera


KONFIRMASI, INFERENSI DAN KONSTRUKSI TEORI
KONFIRMASI
Berasal dari bahasa Inggris Confirmation yang berarti penegasan, memperkuat.
Ada 2 aspek konfrimasi, yaitu:
1.       Konfirmasi Kuantitatif yaitu untuk memastikan kebenaran, ilmu pengetahuan mengemukakan konfirmasi aspek kuantitatif.
2.       Konfirmasi Kualitatif yaitu ada kalanya ilmu pengetahuan membutuhkan konfirmasi kualitatif untuk menunjukkan kebenaran.
Konfirmasi berupaya mencari hubungan yang normatif antara hipotesis (kesimpulan sementara) yang sudah diambil dengan fakta-fakta (evidensi)
3 Jenis Konfirmasi:
a.       Decition Theory, kepastian berdasarkan keputusan ‘apakah hubungan antara hipotesis dengan fakta punya manfaat aktual’?
b.       Estimation Theory, menetapkan kepastian dengan memberi peluang benar-salah melalui konsep probabilitas
c.       Realibility Theory, menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas fakta/evidensi yang berubah-ubah terhadap hipotesis.
Inferensi
Inferensi di definisikan sebagai suatu proses penarikan konklusi dari satu atau lebih proposisi (keputusan).
Penyimpulan bisa berupa mengakui atau memungkiri suatu kesatuan antara dua pernyataan.
Didalam logika, proses penarikan konklusi dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu:
1.       Cara Deduktif, cara ini terbagi lagi dalam 2 jenis. Yaitu inferensi langsung dan inferensi tidak langsung.
·         Inferensi Langsung, ialah penarikan kesimpulan (konklusi) hanya dari sebuah premis.
·         Inferesi Tidak Langsung, adalah penarikan kesimpulan (konklusi) dengan menggunakan dua premis.
2.       Cara Induktif
Hukum Inferensi:
§  Kalau premis-premis benar, maka kesimpulannya benar.
§  Kalau premis-premisnya salah, maka kesimpulan dapat salah, dapat kebetulan benar
§  Bila kesimpulan salah, maka premis-premis juga salah
§  Bila kesimpulan benar, maka premis-premisnya dapat benar, tetapi dapat juga salah.


KONSTRUKSI TEORI
Teori adalah model/kerangka pikiran yang menjelaskan fenomen alami/sosial tertentu.
Menurut KBBI, Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan tentang suatu peristiwa.
2 Kutub Arti Teori:
Kutub 1 : Teori sebagai hukum ekperimental
Kutub 2 : Teori sebagai hukum yang berkualitas normal, seperti teori reltivitasnya Einstein
Pengelompokkan perkembangan ilmu pengetahuan dalam 3 periode:
1.       Animisme : fase percaya pada mitos
2.       Ilmu Empiris: tolok ukur ilmu paling sederhana adalah pengalaman, klasifikasi, penemuan hubungan-hubungan, perkiraan kebenaran.
3.       Ilmu Teoretis: gejala yang ditemukan dalam ilmu empiris diterangkan dengan kerangka pemikiran.
Konstruksi Teori dibangun dengan:
a)       Abstraksi generalis
b)       Deduksi probablistik dan deduksi apriori (spekulatif)
3 Model Konstruksi Teori:
1)       Model Korespondensi: kebenaran sesuatu dibuktikan dengan menemukan relevansinya dengan yang lain.
2)       Model Koherensi: sesuatu dipandang benar bila sesuai dengan moral tertentu
3)       Model Pradigmatis: konsep kebenaran ditata menurut pola hubungan yang beragam, menyederhanakan yang kompleks.
Aliran Dalam Konstruksi Teori:
Reduksionisme, teori itu suatu pernytaan yang abstrak, tidak dapat diamati secara emipiris, dan tidak dapat diuji langsung
Instrumentalisme, teori adalah instrumen bagi pernyataan observasi agar terarah dan terkonstruksi.
Realisme, teori dianggap benar bila secara real, secara substantif ada, bukan fiktif.


Logika
Berasal dari bahasa Yunani, logikos yang berarti sesuatu yang diungkapkan/diutarakan lewat bahasa.
Logika merupakan cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, dan membahas asas-asas/peraturan formal serta kriteria yang valid bagi penalaran dan penyimpulan untuk mencapai kebenaran yang dapar dipertanggungjawabkan secara rasional (Zeno dari Citium, 334-262 SM)
Obyek Logika:
1)       Objek Material logika adalah manusia itu sendiri\
2)       Objek formal logika adalah kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang tepat yang tampak melalui ungkapan pikiran melalui bahasa.
Manfaat belajar logika:
a)       Membantu setiap orang untuk mampu berpikiri kritis, rasional, metodis
b)       Kemampuan meningkatkan kemampuan bernalar secara abstrak
c)       Mampu berdiri lebih tajam dan mandiri
d)       Menambah kecerdasan berpikir, sehingga bisa menghindari kesesatan dan kekeliruan dalam menarik kesimpulan.
Mancam-macam Logika:
Logika Kodrati, suatu suasana saat akal budi bekerja menurut hukum logika secara spontan
Logika Ilmiah, berusaha mempertajam akal budi manusia agar dapat bekerja lebih teliti atau tepat, sehinggal kesesatan dapat dihindari.

Logika Formal, logika yang berbicara tentang kebenaran bentuk. Sebuah argumen dikatakan mempunyai kebenaran bentuk, bila konklusinya kita tarik secara logis dari premis atau titik pangkalnya dengan mengabaikan isi yang terkandung dalam argumentasi tersebut.
Logika Material/Isi, logika yang membahas tentang kebenaran isi. Sebuah argumen dikatakan mempunyai kebenaran isi apabila pernyataan-pernyataan yang membentuk argumen tersebut sesuai dengan kenyataan.
Logika Induktif, cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal/partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu
3 ciri penalaran induktif:
a)       Premis penal induktif
b)       Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas daripada apa yang dinyatakan dalam premis
c)       Meski kesimpulannya tak mengikat, tapi manusia menerimanya.
Logika Deduktif, merupakan suatu proses tertentu dalam proses itu akal budi kita menyimpulkan pengetahuan yang lebih ‘khusus’ dari pengetahuan yang lebih ‘umum’.
Kesesatan generalisasi/analogi
§  tinggi rendahnya probabilitas penalaran menentukan faktor subjektif
§  tergesa-gesa
§  faktor ceroboh
§  prasangka
§  untuk menghindarinya: membangun sikap kritis, terbuka pada koreksi dan kritik dari orang lain.





Critical thinking
Berpikir kritis
Merasionalkan kehidupan manusia dan secara hati-hati mengamati/memeriksa proses berpikir sebagai dasar untuk mengklarifikasi dan memperbaiki pemahaman kita tentang sesuatu (chaffee, 1990)
Karakteristik berpikir kritis:
1.       Rasional, Reasonable, Reflektif
2.       Melibatkan skepticism yang sehat dan konstruktif
3.       Otonomi
4.       Kreatif
5.       Adil
6.       Dapat dipercaya dan dilakukan
5 model berpikir kritis:
1.       Total recall, mengingat fakta/suatu kejadian serta mengingat dimana dan bagaimana menemukannya ketika dibutuhkan
2.       Habbits (kebiasaan), pendekatan berpikir yang diulan-ulang dengan sering
3.       Inquiry (pencarian informasi), memeriksa isu-isu secara mendalam dengan menanyakan hal-hal yang terlihat nyata
4.       New ideas and creativity, model ini membuat seseorang berpikir melebihi buku sumber
5.       Knowing how you think, berpikir tentang bagaimana seseorang berpikir

  







Selasa, 23 September 2014

pertemuan ketiga minggu pertama


EPISTEMOLOGI

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang bekaitan dengan asal, sifat, karakter pengetahuan.
Metode-metode untuk memperoleh pengetahuan:
a.    Empirisme
Adalah suatu cara/metode dalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman.
b.    Rasionalisme
Berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal.
c.    Fenomenalisme
Immanuel Kant, hasilnya yaitu bahwa semua pengetahuan didasarkan pada pengalaman
            Epistemologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari secara kritis tentang sumber, struktur, dan kebenaran pengetahuan.
Sifat Epistemologi
1.    Secara Kritis
2.    Secara normatif
3.    Secara evaluatif

Sabtu, 20 September 2014

Materi Pertemuan Kedua Minggu ke-1


PENCABANGAN FILSAFAT

Pada awalnya filsafat mencakup seluruh ilmu pengetahuan, lalu makin rasional dan sistematis. Namun terjadi masalah pokok, yaitu filsafat yang semakin banyak, maka perlu untuk dibagi sesuai dengan kelompok permasalahan, yang di sebut cabang filsafat.

Pembagian Filsafat Secara Umum:
  1. Epistemologi: Filsafat ilmu pengetahuan
  2. Metafisika: Ontologi, Kosmologi, Teologi metafisik, Antropologi
  3. Logika: Ilmu berpikir kritis
  4. Etika: Filsafat tingkah laku
  5. Estetika: Filsafat Keindahan
  6. Aksiologi: Filsafat nilai
  7. Filsafat khusus berbagai disiplin ilmu: Fils. Pendidikan, Fils. Agama, Fils. Hukum, Fils. Ekonomi, dll.
EPISTEMOLOGI

Berasal dari Bahasa Yunani yaitu Episteme yang berarti pengetahuan dan Logos yang biasa dipakai untuk menunjuk pengetahuan yang sistematik (ilmu). Jadi dapat disimpulkan bahwa Epistomologi adalah pengetahuan yang sistematik tentang pengetahuan. Pokok persoalan yang di bahas dalam Epistomologi adalah sumber, asal mula, sifat dasar, batas, jangkauan dan validitas.





METAFISIKA

Nama Metafisika berasal dari meta ta physika = setelah fisika yang diberikan oleh Andronikos dari Rhodos. pada tahun 70 SM terhadap karya-karya yang disusun setelah buku fisika. Metafisika mula-mula hanya mencakup sesuatu yang ada dibelakang dunia fisika, tetapi lalu berkembang menjadi ke penyelidikan segala sesuatu yang ada. Memang benar bahwa metafisika mencakup kearah ketuhanan, tetapi itu merupakan segi khususnya saja, bukan segi umum metafisika itu sendiri. 




Berikut ini adalah pembagian metafisika :

1. METAFISIKA UMUM (ONTOLOGI)
     
          Membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dengan cara memisahkan eksistensi dari eksistensi itu. Noeng Muhadjir (2011) menjelaskan bahwa ontologi itu ilmu yang membicarakan tentang the being; yang dibahas ontologi yaitu hakikat realitas.
3 teori ontologis, yaitu:
  1. Idealisme
  2. Materialisme
  3. Dualisme
2. METAFISIKA KHUSUS (TEOLOGI METAFISIK)

           Membahas tentang eksistensi Allah lepas dari kepercayaan agama. Tokoh Teologi yaitu Anselmus, Descartes, Thomas Aquinas, Immanuel Kant.



AKSIOLOGI

Aksiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Axios dan Logos.
Axios berarti nilai.
Logos berarti ilmu.
Jadi, Aksiologi adalah cabang Filsafat yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.

Aksiologi membedakan "yang ada" dengan nilai, membedakannya dengan fakta dan nilai,

FAKTA DAN NILAI

FAKTA
Fakta adalah sesuatu yang ada secara nyata, berlangsung begitu saja. Fakta dapat dilukiskan secara objektif.   Maka, fakta selalu mendahului nilai.

NILAI
Nilai adalah sesuatu yang berlaku, sesuatu yang memikat/mengimbau kita. Nilai berperan dalam suasana apresiasi, Sehingga, harus ada fakta terlebih dahulu baru terdapat penilaian tentang itu.
Maka, ada tiga ciri nilai, yaitu:
  1. Nilai berkaitan dengan subjek
  2. Nilai tampil dalam konteks praktis
  3. Nilai mennyangkut sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat yang dimiliki oleh objek.
Macam-macam nilai, yaitu:
  1. Nilai ekonomis
  2. Nilai Estetis
NILAI MORAL

Apa yang membuat suatu nilai menjadi nilai moral? Setiap nilai memperoleh bobot moral bila diikutsertakan dalam tingkah laku moral. Kejujuran sebagai nilai moral menjadi kosong, bila tidak diikutsertakan dengan nilai lai seperti nilai ekonomis.

Ciri-ciri nilai moral, yaitu:
  1. Berkaitan dengan tanggung jawab kita sebagai manusia
  2. Berkaitan dengan hati nurani
  3. Mewajibkan
  4. Bersifat formal
NILAI SEBAGAI KUALITAS YANG TIDAK RIIL?
Nilai itu tidak ada untuk dirinya sendiri
Jadi, nilai itu bukan merupakan benda atau unsur dari benda, melaikan sifat, kualitas yang dimiliki objek tertentu yang dikatakan 'baik'.

Aksiologi dibagi 2, yaitu:

1. ETIKA
    Etika mengkaji tentang prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang mendasari penilaian terhadap perilaku manusia.

2. ESTETIKA
     Estetika mengkaji tentang prinsip-prinsip yang mendasari penilaian atas berbagai bentuk seni, yang mengkaji apa tujuan seni, apa peranan rasa dalam pertimbangan estetika, bagaimana kita bisa menganal karya besar seni.

OBYEKTIVITAS DAN SUBYEKTIVITAS NILAI

Nilai dikatakan obyektif apabila nilai-nilai tidak tergantung pada subyek atau kesadaran yang menilai.
Nilai menjadi subyektif apabila sebyek berperan dalam memberikan penilaian, kesadaran manusia menjadi tolak ukurnya.

PERANAN NILAI BAGI KITA
  1. Nilai merupakan objek sejati bagi tindakan manusia
  2. nilai mengarahkan manusia dan memberi daya tarik bagi manusia dalam membentuk dirinya melalui tindakan-tindakannya
  3. Menata hubungan sosial dalam masyarakat
  4. Memperkuat identitas kita sebagai manusia

Kamis, 18 September 2014

Materi Pertemuan Pertama


KESIMPULAN MATERI HARI SENIN 15 SEPTEMBER 2014

Pertama-tama yang saya dapat dari pertemuan hari ini adalah bahwa fisafat bukan merupakan pelajaran yang kaku dan tekesa monoton. Tapi fisafat merupakan ilmu yang luas dan di kemas menjadi materi-materi yang mudah di pelajari dan di ingat.


Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philos dan sophia. Philos artinya adalah kekasih/sahabat sedangkan sophia berarti kebijaksanaan. Jadi secara harfiah, Filasafat berarti mencintai kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan.
Ada 4 hal yang melahirkan filsafat:
1. kekaguman/keheranan (thaumasia)
2. ketidakpuasan
3. hasrat bertanya
4. keraguan (aporia)
Sifat Dasar Filsafat:
  • Berpikir radikal
  • Mencari asas
  • Memburu kebenaran
  • Mencari kejelasan
  • Berpikir rasional
Peranan Filsafat:
  • Pendobrak: Filsafat mendobrak pintu tradisi yang sakral
  • Pembebas: Filsafat membebaskan manusia dari cara pikir mitis dan mistis
  • Pembimbing: Filsafat membimbing manusia berpikir secara sistematis dan logis
Kegunaan Filsafat:
  • Bagi ilmu pengetahuan : Filsafat sebagai induk dari segala ilmu
  • Bagi kehidupan praktis: Filsafat membantu manusia memahapi apa arti.

KELAHIRAN FILSAFAT YUNANI



Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Phytagoras di abad 6 SM

Faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya filsafat:
1. Keberadaan Mitologi: melalui mitos manusia mencari keterangan tentang asal usul alam semesta
2. Kesusastraan Yunani berupa amsal, teka-teki, dongeng digunakan sebagai buku pendidikan rakyat
3. Pengaruh ilmu pengetahuan dari Timur Kuno seperti Mesir dan Babilonia dalam astronomi, geometri

Peranan Logos dalam kehidupan filsafat
  • Logos (akal budi, rasio, tuturan bahasa) mengganti Mythos.
  • berangsur-angsur ilmu pengetahuan melepaskan diri dari 'filsafat', agar memperoleh otonomi
Kaitan sifat bangsa Yunani dengan kelahiran filsafat
1. Segi geografis : Daratan Yunani terdiri dari pengunungan gundul, maka mereka berusaha merantau
2. Segi sosial politik: Bangsa Yunani selalu merasa diri lain dari bangsa lain (barbados)
3. Segi kultural: Bangsa pencipta filsafat dan ilmu pengetahuan, juga menghasilkan kesenian yang mengagumkan.

Sejarah filsafat Yunani dan kelahiran filsafat
  • Pemikiran Yunani merupakan batu bangunan untuk kultur modern
  • Belajar filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat
  • Ilmu sejarah mengalami kesulitan terhadap filsafat Yunani Kuno, karena kurangnya sumber tertulis pemikiran filsuf.